cari berita disini :

Kamis, 11 Juni 2009































Prajurit TNI,Pesawat Tempur dan Kapal Perang Indonesia

Indonesia Vs Malaysia

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia akhir-akhir ini mulai memburuk kembali akibat terjadinya kontraversi permasalahan di perairan Amabalat. Kasus perairan Ambalat yang diperebutkan oleh Indonesia dan Malaysia menjadi isu hangat yang mulai dibicarakan dikalangan dunia Internasional. Pasalnya, kepulauan Ambalat yang merupakan bagian dari Negara Indonesia diklaim oleh Nagara Malaysia sebagai bagian dari kepulauan Negaranya.

Dilihat dari garis batas perairan antara Indonesia-Malaysia, pulau yang berada di perairan Ambalat memang merupakan bagian dari kepulauan Indonesia. Entah apa yang menyebabkan sehingga Malaysia mengklaim bahwa pulau tersebut merupakan bagian dari Negaranya. Melihat kondisi yang dirasakan semakin memburuk, Negara Indonesia merasa terdesak dan berusaha mempertahankan kepulauan Nusantaranya yang dulunya dipertahankan dengan tumpah darah dan pengorbanan yang tidak sedikit pula.

Buruknya keadaan hubungan bilateral antara kedua Negara bertetangga ini, kini tinggal menunggu hasil kesepakan anatar kedua belah pihak. Kepala Negara RI Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengatakan akan mengambil jalan perang apabila Malaysia benar-benar tidak mengindahkan seruan dan kesepakatan batas perairan antara Indonesia-Malaysia. Hal ini dapat saja dilakukan oleh Negara Indonesia dengan alasan Negara Malaysia mengancam stabilitas keamanan Nasional. Kapal-kapal patroli Malaysia dengan sengaja melanggar batas perairan yang ada. Padahal, Kapal Patroli dari TNI-AL Indonesia melakukan patroli disekitar perairan Ambalat, namun kapal patroli Malaysia dengan sengaja dan tidak mengindahkan batas perairan yang ada dan seolah-oleh menantang Negara Indonesia.

Menteri Pertahanan dan Keamanan Malaysia mengatakan tidak akan menyatakan perang terhadap Indonesia. Hal ini mungkin dikarenakan Malaysia merasa dipihak yang benar atau malah sebaliknya. Kasus yang memperburuk hubungan bilateral antara kedua Negara ini tidak hanya sebatas kontraversi kepulauan di perairan Ambalat namun, masih banyak kasus-kasus lainnya yang membuat betapa buruknya hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Kasus penganiayaan/penyiksaan terhadap TKI asal Indonesia yang bekerja di Malaysia merupakan salah satu kasus yang sering terjadi, belum lagi kasus yang sifatnya masih baru misalnya kasus Manohara yang sampai saat ini masih menjadi pembicaraan hangat.

Oleh sebab itu, diperlukan adanya perhatian khusus dari pemerintah mengenai pengelolaan kepulauan Indonesia, khususnya pulau-pulau yang tidak dihuni oleh masyarakat dan pulau-pulau yang berbatasan langsung dengan Negara-negara tetangga lainnya, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Keseriusan Pemerintah dalam menangani kasus semacam ini pula perlu dipertegas lagi, agar negara tidak mengalami kerugian.

Pada dasarnya, memang pulau yang berada di perairan Ambalat tersebut terbagi dalam dua wilayah Negara. Sebalah utara seluas 187,23 km persegi masuk Negara Malaysia, sedangkan wilayah bagian selatannya seluas 246,61 km persegi milik Indonesia. Sangat disayangkan dilokasi perbatasan yang telah dipatok kini keadaannya sangat memprihatinkan, karena patok batas itu hampir tengelam ditimbun tanah dan tak terawat dengan baik.

Pelanggaran batas wilayah perairan yang dilakukan oleh kapal dan pesawat patroli Malaysia tercatat telah terjadi 14 kali sejak awal 2009. Hal ini membuat aparat TNI-AL semakin memperkuat/memperketat pengawasan di daerah perairan Ambalat. Selain dibatas perairan, TNI-AD juga giat melakukan patroli dan melakukan penambahan/mengirimkan pasukkannya di wilayah utara Kal-Tim, sebatik dan Nunukan terkait permasalahan Ambalat. Tidak hanya anggota TNI saja yang ambil bagian dalam pengamanan di daerah ini, akan tetapi kader simpatisan organisasi massa Patriot Nasional telah membuka posko pendaftaran Ganyang Malaysia di Kota Samarinda Kal-Tim, seperti yang dikatakan di Harian Kompas 10 Juni 2009. Mereka siap membantu TNI mempertahankan perairan Ambalat, sebagai hak daulat Indonesia meskipun lebih memilih diplomasi guna mengatasi klaim sepihak Malaysia.

Ketua Dewan Pengurus wilayah Patriot Nasional (Patron) Kal-Tim Andi Rani Andika, di Samarinda mengatakan "Kami sebagai warga Negara terpanggil untuk menjaga kedaulatan bangsa sehingga posko kami buka". Andi Rani mengatakan ada sekitar 9 posko yang telah dibuka di daerah Kal-Tim, salah satunya di Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kec.Samarinda Utara, dan hasilnya sekitar 7.500 orang telah mendaftarkan diri, ujarnya. Sebagai pendaftar, menurut Andi mereka dikirim dan dilatih di Tanggerang, Banten, dibawah pengawasan Patron Pusat.

Selain itu, Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Tanjungpura saat ini pun menyiapkan 630 prajurit di Markas Batalyon Infanteri 611/Awang Long, Kutai Kartanegara, untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan. Kodam Tanjungpura pun mendapat tambahan 115 prajurit dari Yonif 631/Antang, Kal-Teng. Mereka berlatih bersama prajurit Yonif 611/Awang Long sejak maret 2009.(Harian Kompas 10 Juni 2009)

Melihat kondisi Negara Indonesia yang seperti ini, maka kita sebagai warga Negara patutlah menumbuhkan semangat dan rasa Nasionalisme yang tinggi, agar kedaulatan Negara tetap utuh.

Malulah kiranya kita sebagai Rakyat Indonesia apabila bangsa ini di pecah-belah oleh bangsa lain dengan permasalahan yang terkait dengan kadaulatan Negara. Oleh sebab itu, semangat patriotik dan Nasionalisme perlu kita pupuk dan tumbuhkan, agar tercipta suasana yang aman dan sejahtera bagi Rakyat Indonesia.

Jumat, 05 Juni 2009














Wajah Bangsa Ku

Sebuah kebanggan tersendiri bagiku kini berada di Tanah Air Indonesia. Aku dilahirkan dan dibesarkan di tanah yang kata orang subur makmur, kaya akan sumber daya alamnya dan hasil perut buminya. Keberagaman suku bangsa, ras, agama dan bahasa yang dikemas dalam satu kesatuan Negara Indonesia, dan semuanya itu dipadukan didalam Kebhinekaan Tunggal Ika.

Aku bangga, aku bangga akan Indonesia ku. Aku bangga semua keberagaman itu dapat disatukan dengan semangat yang berkobar-kobar dari pendiri bangsa ini. Aku menangis bila sesuatu terjadi menimpa Indonesia ku. Indonesia adalah tumpah darahku, aku akan berusaha semampuku untuk mempertahankan dan membelanya bila sesuatu terjadi merongrong satu kesatuan dan keberagaman bangsaku.

Namun, hal tersebut tak dapat dicegah. Telah banyak kejadian yang memilukan hatiku terjadi selama ini menimpa bangsaku. Perang bernuansa suku, etnis, budaya dan SARA ataubahkan ada sebagian golongan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hatiku menangis, tak habis pikir aku mengapa semua ini terjadi, tak habis pikir aku kenapa bangsa ini jatuh kedalam berbagai malapetaka yang merusak sendi-sendi kesatuan dan persatuan itu.

Indonesia damai sepertinya kini sulit untuk ku ucapkan dari mulutku. Indonesia yang dikenal dengan budaya sopan santun dan ramah tamahnya kini sepertinya kehilangan jati dirinya. Gerakan separatis muncul dibelahan Nusantara ku. Mereka berusaha dengan segala kemampuannya atau bahkan merelakan nyawa mereka demi sebuah tujuan yang tak pasti.

Indonesia kini mulai berbenah diri, Indonesia kini mulai belajar dari kesalahan sistem yang ada. Namun, kita tak akan pernah tahu apakah semua yang dilakukan oleh Negara ini akan membawa kita semua kearah yang lebih baik dan mensejahterakan kita semua sebagai Rakyat Indonesia.

Tak sedikit nyawa melayang, tak sedikit pengorbanan yang dilakukan untuk menegakkan kembali bangsa ini. Supermasi hukum yang masih tumpang-tindih dengan kepentingan pribadi atau golongan masih kita temukan di Negara ini. Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Indonesia seakan-akan diombang-ambing oleh gelombang badai besar.

Anak Negeri merintih kesakitan dan kelaparan akibat kurangnya perhatian dari bangsa ini. Penggusuran terjadi dimana-mana, tetapi Negara ini seakan-akan tak pernah tahu akan diapakan Rakyatnya. Gedung tinggi pencangkar langit menjamur dimana-mana, namun Rakyat jelata masih saja kita temukan tinggal dibawah kolong jembatan dan tempat-tempat lain yang seharusnya tak pantas untuk mereka. Mereka diperlakukan sebagai anak tiri di Negara sendiri, mereka bagaikan orang asing yang tak tahu akan pergi kemana lagi.

Aku kasihan kepada saudara-saudaraku, aku kasihan dan ingin rasanya aku menangis melihat ternyata masih banyak saudara-saudaraku bahkan disekitarku hidup tidak layak, hidup dibawah garis kemiskinan, jauh dari perhatian Negara ini. Sikap keakuan dan masa bodoh sepertinya kini mulai menjamur di Negaraku. Yang lemah semakin lemah, yang kuat semakin kuat menginjak-injak dan merampas hak-hak dari kaum yang lemah.
Sudah sekian abad lamanya Indonesia merdeka, namun masih ada saudara-saudaraku yang belum menikmati dan merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Negara ini seakan tak pernah sadar bahwa saudara-saudaraku ingin diperhatikan. Mereka dijajah di Negara sendiri dan bukan menjadi tuan di Negara ini.

Dibutuhkan adanya sikap toleransi yang tinggi bila kita semua ingin melihat wajah Negara kita yang sesungguhnya. Sikap rela berkorban, peduli sesama perlu kita pupuk dan tumbuhkan kembali sebagai Rakyat Indonesia. Dengan penuh rasa dan sikap optimis aku mengatakan yakin, bila kita semua memiliki sikap dan tekad yang sama serta visi-misi yang sama untuk Negara ini, maka tidak ada yang mustahil Indonesia akan aman, damai dan sejahtera.

Segala sesuatu yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan itu akan kita hancurkan bersama. Konflik yang melanda Negara ini tidak akan pernah terjadi lagi apabila kita menyadari betapa pentingnya memupuk dan menumbuhkan sikap kebersamaan dalam keberagaman suku bangsa, ras, agama dan bahasa serta menegakkan supermasi hukum yang ada. Dan kita tidak akan melihat lagi saudara-saudara kita hidup dibawah garis kemiskinan apabila dari sekarang kita memupuk dan menumbuhkan sikap peduli sesama, sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah yang subur makmur.

Aku percaya, Indonesia akan bangkit kembali dan kepercayaanku akan menjadi kepercayaan kita bersama, dan kebanggaanku akan bangsa ini akan menjadi kebanggaan kita bersama pula.

Yogyakarta, 28 Mei 2009
Gerson Anderson

Selasa, 28 Oktober 2008

"Semangat Sumpah Pemuda"

Salam Demokrasi...!!!
Dengan semangat Hari sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober yang baru Qta peringati bersama, marilah Qta menyatukan cita_cita dan angan_angan Qta untuk mewujudkan indonesia yang adil dan sejahtera. Sudah sekian lamanya negara indonesia merdeka, namun belum jelas adanya transparasi yang diberikan oleh rezim yang berkuasa saat ini
Semangat Hari Sumpah Pemuda yang sampai saat ini masih bisa Qta peringati setiap tahunnya ternyata hanya tinggal peringatan rutin saja, bagaikan angin lalu setelah diperingati tak ada gerakan yang sengit dari pemuda. Entah kenapa sepertinya gaungan Masa Reformasi yang dielu_elukan oleh mahasiswa kini tak lagi kita dengar.

Sumpah dan janji setia dari Sumpah Pemuda yang terdengar megah untuk didengarkan kini seakan tak ada artinya dibawah rezim penguasa negara ini. Semangat Sumpah Pemuda sepertinya sudah padam...semangat yang dulunya berkobar_kobar mulai meredup seiring dengan berjalannya waktu.

Untuk itulah..mari Pemuda/i Indonesia, sudah saatnyalah Qta bangkit kembali...!!! Sing_singkan lengan bajumu, dan majulah dimedan pertempuran melawan ketidakadilan dan penindasan yang membelengu semangat Qta. Hidupkan kembali Sumpah Pemuda yang telah diikrarkan oleh pendahulu Qta, niscaya kebangkitan dan sumpah setia dari Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini, Qta akan bangkit kembali.
Hidup Pemuda_Mahasiswa Indonesia...!!!

Kamis, 02 Oktober 2008
















"Rintihan Anak Negeri"

Masa reformasi merupakan masa dimana Bangsa Indonesia mengalami transformasi (perubahan) yang boleh dikatakan perubahan yang cukup besar. Hal ini dapat kita ketahui dengan adanya kebebasan untuk berserikat, berorganisasi, mengeluarkan pendapat dan lain sebagainya. Yang dulunya hal ini merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan karena kerasnya pemegang kekuasaan pada saat itu. Namun, masa reformasi kini hanyalah tinggal kenangan yang tak ubahnya bagaikan angin lalu. Masa kejayaan dan perubahan itu kini mulai memudar seiring waktu dan perubahan kebinet dari tahun ke tahun.

Saat ini Negara Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan yang berakibat buruk bagi Rakyat Indonesia itu sendiri. Masa reformasi pertama sepertinya akan terulang kembali untuk kedua kalinya seandainya perubahan yang terjadi dimasa reformasi pertama tak menghasilkan hasil yang benar_benar mensejahterakan Rakyat. Gelombang massa datang silih berganti untuk memblejeti dan menentang kebijakan_kebijakan kaum Burjois komperador dan tuan_tuan tanah yang mengais_ngais dan meraup keuntungan dibawah penderitaan dan kesakitan Rakyatnya.

Masa reformasi yang gaumnya dulu indah untuk didengar, membangkitkan semangat Nasionalisme yang tinggi kini mulai tidak lagi kita nikmati. Yang ada kini hanyalah rasa keakuan dan keegoisan. Yang kuat semakin kuat, yang lemah semakin lemah serta yang kaya semakin jaya, yang kuat menindas yang lemah.

Cita_cita yang mulia serta rasa keadilan sosial untuk Rakyat Indonesia hanyalah sebuah slogan semata. Rasa keadilan telah memudar, yang salah dibenarkan dan yang benar disingkirkan. Kaum yang lemah ditindas, merintih kesakitan digilas kaum yang kuat. Batapa bangga kita dahulu memperoleh kebebasan dari pemerintah yang ditaktor. Akan tetapi kini kita tak dapat berbuat banyak akibat sebuah kekuatan besar yang berdiri tegak ditengah_tengah Bangsa kita. Kekuatan itu adalah kekuatan kaum Imperialis yang bercokol dan telah merampas hak_hak kita untuk dijadikan miliknya dibawah kekuasaannya sendiri.

Tak dapat kita pungkiri, sudah sekian abad lamanya kita memperoleh kemerdekaan yang sampai saat ini dapat kita nikmati bersama. Namun, dibalik kemerdekaan itu masih banyak diantara kita kaum yang tak dapat menikmati kemerdekaan itu dengan seutuhnya. Masih banyak mereka yang menderita dan tinggal dibawah garis kemiskinan. Kita tidak akan pernah tahu ini salah siapa, kita tidak akan pernah tahu kapan semua ini akan berakhir.

Rintihan anak Negeri yang mendambakan kemerdekaan yang benar_benar memerdekakan mereka, kini merupakan tugas kita bersama untuk memedekakan mereka.

Jumat, 26 September 2008





















"Investasi Pendidikan"

Pendidikan adalah investasi masa depan, masa depan yang cerah yang memanusiakan-manusia Indonesia. Pendidikan ada karena memang pendidikan merupakan syarat mutlak suatu Bangsa untuk bisa bersaing dengan Negara lainnya. Investasi masa depan sebagai bekal untuk membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan memiliki paradikma pembaharuan untuk Bangsanya.

Pendidikan adalah kunci pembuka gembok kebodohan, ketertinggalan dan keterasingan suatu Bangsa untuk dapat terangkat di dunia Internasional yang siap bersaing dengan kemajuan IPTEKS. Tanpa pendidikan suatu Bangsa akan mengalami kemerosotan dan akan tergilas oleh kemajuan zaman. Pendidikan mutlak bagi suatu bangsa, pendidikan bagaikan sebuah kompas penunjuk arah mata angin. Kompas pendidikan adalah kompas penunjuk arah dan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu pendidikan yang memberikan manfaat dan faedah positif bagi Bangsanya.

Indonesia senagai Negara kepulauan yang memiliki keberagaman suku bangsa, agama, dan bahasa adalah suatu Bangsa yang memiliki peradaban yang dimulai dari titik awal kesamaan tekad dan cita-cita yang dipersatukan oleh Kebhinekaan Tunggal Ika yang menjadi dasar Negara.

Kesadaran suatu Bangsa akan arti pentingnya pendidikan bagi generasi penerus Bangsanya akan membawa Bangsa tersebut pada peradaban kemajuan zaman. Pendidikan yang dapat diakses oleh setiap lapisan masyarakat adalah pendidikan yang mengarah kepada terciptanya manusia-manusia yang memiliki intelektualitas dan nilai-nilai moral serta etika pendidikan yang tinggi pula. Kebodohan dan kemiskinan adalah dampak dari kemerosotan pendidikan yang tidak merakyat kepada rakyat. Mahalnya biaya pendidikan merupakan kendala utama masyarakat untuk dapat mengakses pendidikan.

Kebodohan dan kemiskinan adalah musuh besar yang harus segera diberantas keberadaannya di Negara ini. Sudah sekian abad lamanya Indonesia Bangkit, namun masih saja kita temukan mereka yang terluka dan menderita akibat kebodohan dan kemiskinan yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya.

Sebuah dilema dibalik perjalanan panjang sejarah Indonesia yang mulai Bangkit dari keterpurukan dan kemerosotan diberbagai macam aspek kehidupan. Keterpurukan dan kemerosotan terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Semangat kebangkitan Nasional yang muncul dari jati diri Bangsa adalah kesadaran betapa pentingnya pendidikan untuk dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa agar dapat Bangkit kembali terlepas dari keterpurukan dan kemerosotan.

Pendidikan adalah gerbang menuju sebuah kota mutiara yang terpendam didalam jiwa dan raga Manusia. Pendidikan adalah mata rantai yang tak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia akan pentingnya sebuah pengetahuan. Sebuah mata rantai yang saling sambung-menyambung dari ujung-keujung hingga sampai pada suatu titik pertemuan yaitu titik awal pengetahuan yang mengandalkan pendidikan.

Manusia yang sadar akan pentingnya pendidikan adalah manusia yang siap bersaing dengan kemajuan zaman. Pendidikan adalah investasi masa depan, masa depan yang cerah, masa depan untuk Bangsanya.

Oleh: Gerson Anderson
Mahasiswa FIP Universitas Negeri Yogyakarta
email: gerson_colections@yahoo.com

Kamis, 25 September 2008















"Hak_Hak yang Terenggut"

Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada tanggal 2 Mey setiap tahunnya mengundang banyak reaksi keras dari berbagai lapisan elemen masyarakat, khususnya pemuda-mahasiswa yang bergerak dan peduli terhadap nasib kaum buruh. Berbagai ormas turun dijalan-jalan kota guna menuntut kesejahteraan buruh dan kelayakan hidup yang seharusnya menjadi hak mereka.

Tuntutan demi tuntutan telah disampaikan melalui orasi yang memang merupakan hak warga Negara yang dijamin oleh Pemerintah untuk mengeluarkan pendapat dalam Negara yang Demokratis. Tetapi pada kenyataannya, semua teriakan dan keluh-kesah serta keringat yang mengalir deras disaat kaum buruh dan pemuda-mahasiswa bersatu menuntut keadilan itu, pemerintah seakan tak melihat dan mendengar ratapan dan keinginan mereka.

Pemerintah seakan memalingkan wajahnya dan telah menarik tangannya dari telapak tangan kaum buruh yang menuntut dan menantikan belas kasihan dari Pemerintah. Janji tinggallah janji, tetapi tak ada kreasi dan inovasi baru untuk mensejahterakan kaum buruh.

Sudah puluhan tahun lamanya nasib kaum buruh di Negara kita belum juga bisa sejahtera dan mendapatkan kehidupan yang layak ditambah lagi dengan upah serta tunjangan yang dirasakan masih sangat kurang jika dibandingkan dengan keadaan perekonomian yang morat-marit saat ini. Oleh sebab itu, tidaklah heran apabila tiap tahunnya terjadi aksi demonstrasi buruh yang menuntut hak-hak mereka dan menolak kebijakan neoliberal yang terbukti telah menempatkan kaum buruh tidak lebih dari buruh kontrak yang tidak punya jaminan kesejahteraan.

Sementara itu, Pemerintah hanya bisa memberikan janji yang sampai saat ini belum jelas dan belum nyata keberadaannya. Kaum buruh saat ini malah merasa tersiksa dan terkekang dengan pekerjaannya yang memaksa mereka membanting tulang selama delapan jam sampai dua belas jam seharian yang makin menjerat leher mereka.

Hak-hak kaum buruh seakan tak dijamin lagi oleh pemerintah. Sistem kontrak Out Sourching kini mulai merambah dimana-mana yang kian tahun dirasakan semakin tinggi peningkatannya. Belum lagi dengan kasus PHK yang dialami oleh puluhan ribu buruh dari perusahaan-perusahaan yang bangkrut akibat dampak kaum kapitalis yang mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan negaranya/segelintir orang.
Keberadaan UU No.13/2003, yang mengadopsi mengenai kontrak dan out sourching masih dianggap terlalu mengekspoitasi keberadaan buruh. Belum lagi perihal upah yang masih dibawah standar upah minimum serta tidak adanya surat perjanjian kerja bersama yang berpihak pada buruh, masih adanya pelarangan buruh untuk berserikat, tunjangan tidak sesuai masa kerja dan jenjang karir yang tidak jelas.

Nasib buruh di Negara Indonesia saat ini ibarat burung didalam sangkar, yang tiap harinya dikurung dan dikekang dengan pekerjaannya berjam-jam yang belum juga dapat menghasilkan upah yang layak yang pada akhirnya berakibat pula bagi anak-anak mereka. Dengan upah yang minim, kaum buruh merasa kewalahan untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Untuk makan saja mungkin masih sangat kurang, belum lagi ditambah biaya pendidikan anak mereka yang membengkak naiknya sehingga tidak heran banyak anak dari kaum buruh putus sekolah dan harus membantu orangtua mereka mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Permasalahannya sekarang, adakah pemerintah berpikir dan ikut merasakan penderitaan dari kaum buruh yang bekerja membanting tulang dengan keringat yang mengalir deras demi anak-anak mereka...? dan adakah pemerintah turut bersimpati melihat anak-anak kaum buruh yang terpaksa meninggalkan bangku pendidikannya untuk membantu meringankan beban orangtua mereka...?

Hal ini merupakan sebuah penderitaan yang kompleks bagi kaum buruh, mereka tak dapat berbuat banyak untuk menuntut hak-hak yang seharusnya mereka miliki. Mereka hanya bisa mengharapkan agar pemerintah memperhatikan nasib mereka dan anak-anak mereka guna kelanjutan hidup dan masa depan anak-anak mereka juga.

Dilain sisi selain kaum buruh, kaum tanipun ikut terkena dampaknya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kebijakan Konversi lahan pertanian dan monokulturisasi lahan dengan menanamkan komoditas tanaman pesanan kaum Imperialis. Maka tidaklah heran, pada akhirnya terjadi penyempitan lahan pertanian seperti padi dan palawija yang mengakibatkan bangsa Indonesia saat ini mengalami krisis pangan yang berkepanjangan. Hal ini terjadi akibat keserakahan pemerintah kita untuk mencari keuntungan dan keuntungan yang pada akhirnya menginjak-injak hak-hak rakyatnya sendiri.

Belum lagi permasalahan kaum tani dikulonprogo yang menolak rencana pemerintah untuk melakukan penambangan pasir besi di pantai selatan wilayah Kulonprogo yang pada dasarnya merupakan areal pertanian masyarakat. Memang sudah sepantasnya apabila masyarakat sekitar menolak rencana penambangan tersebut. Karena apabila sempat terjadi demikian, maka masyarakat akan kehilangan mata pencaharian mereka apalagi dengan adanya krisis pangan yang terjadi saat ini yang justru pemerintah seharusnya memberikan bantuan kepada petani setempat berupa pupuk, bibit padi, dan lain sebagainya, dan bukannya malah menggusur lahan pertanian dan menjadikannya areal pertambangan yang keuntungannya hanya akan menguntungkan investor asing.

Alasan pemerintah melakukan penambangan tersebut juga dirasakan masih kurang tepat. Alasan tersebut terkait dengan pengangguran yang terjadi saat ini. Pemerintah beranggapan bahwa apabila penambangan ini dilakukan, maka pengangguran akan terserap. Tetapi adakah Pemerintah berpikir mengenai dampak negatif yang akan ditimbulkan dengan adanya penambangan tersebut...? Alasan-alasan dari pemerintah untuk melakukan penambangan dengan alasan menyerap pengangguran sangatlah tidak tepat dan tidak rasional. Hal ini dapat kita lihat dengan makin meningkatnya angka pengangguran dan kasus PHK buruh yang terjadi di Tanah Air. Jika alasan untuk menyerap pengangguran, mengapa pemerintah rela para petani kehilangan mata pencaharian mereka...? dan harus menganggur. Walaupun mereka dijadikan karyawan/buruh diperusahaan tersebut, apakah pemerintah berani menjamin dan memberikan upah yang layak bagi mereka...?

Maka jelaslah semua alasan yang dilontarkan oleh pemerintah terkait masalah penambangan pasir besi yang pada akhirnya akan merugikan kaum tani sangatlah tidak rasional dan tidak sesuai dengan hak-hak yang seharusnya didapatkan dari pemerintah.
_ Sudah saatnyalah sekarang kauom buruh dan kaum tani serta pemuda-mahasiswa bersatu untuk menuntut kesejahteraan dan kelayakan hidup yang memang merupakan hak kita sebagai anggota masyarakat Indonesia. Semakin kita kuat, maka semakin lemah kekuatan kaum Imperialis yang berkuasa du Negara Kita.
_ Kaum buruh dan kaum tani harus mendapatkan hak-haknya kembali, hapuskan sistem kontrak Out Sourching, berikan upah/tunjangan yang sesuai dengan jerih payah kaum buruh, berikan kebebasan untuk berserikat kepada buruh dan berikan pekerjaan yang layak untuk mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Kaum tani harus mendapatkan kesejahteraan dari pemerintah apabila pemerintah ingin keluar dari krisis pangan yang terjadi saat ini.
_ Pemuda-Mahasiswa harus bersatu dan berbaur bersama kaum buruh dan kaum tani dalam mewujudkan impian dari cita-cita bersama yaitu menuju masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera, terbebas dari rongrongan bangsa lain.
_ Pemerintah harus lebih peka dan harus lebih selektif dalam memilih dan memilah suatu pilihan yang menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia, agar tidak salah langkah yang pada akhirnya dapat berakibat fatal, Utamakan kepentingan Rakyat dibandingkan kepentingan pribadi, dengarkan teriakan dan rintihan Rakyat, jangan menutup mata dan telinga tetapi ulurkanlah tangan untuk rakyat, bukalah mata untuk melihat penderitaan dan keadaan Rakyat, serta bukalah telinga untuk mendengarkan seruan Rakyat yang menuntut kesejahteraan dan hak-hak mereka.
Salam Demokrasi...!!!! Bangkit Mahasiswa Indonesia!!!

Oleh: Gerson Anderson
Mahasiswa FIP Universitas Negeri Yogyakarta
email: gerson_colections@yahoo.com














"Dugem Mahasiswa Indonesia"

Peran mahasiswa sebagai alat kontrol masyarakat dan agen perubahan yang menyatu dengan segenap elemen masyarakat, saat ini semakin gencar-gencarnya mempropagandakan dan memblejeti kepemimpinan rezim SBY-KALLA yang dianggap sebagai otak dibalik keterpurukan Bangsa Indonesia yang mengalami krisis multidimensi disegala sektor.
Dugem merupakan sebuah kata yang tepat untuk gerakan Mahasiswa saat ini, karena dengan dugem (Dunia Gebrakan Mahasiswa) dapat mengombar-ngombarkan setiap pemblejetannya terhadap rezim yang berkuasa.

gebrakan dari mahasiswa tidaklah terlepas dari unsur-unsur kaum yang menjadi penggerak kemajuan Bangsa yaitu, kaum buruh dan kaum tani.
kaum buruh merupakan pemimpin perubahan dan kaum tani merupakan soko gurunya, serta pemuda-mahasiswa sebagai penyokong digaris depan untuk membantu dan bersatu dengan kaum buruh dan kaum tani dalam sebuah tuntutan yang pada dasarnya merupakan hak-hak mereka sebagai anggota masyarakat.

Gerakan mahasiswa merupakan sebuah garda terdepan dan merupakan sebuah pemantik bagi perubahan-perubahan yang terjadi. hal ini dapat dibuktikan dengan adanya masa reformasi pada tahun 1998, yang merupakan sebuah kesuksesan besar bagi dunia gebrakan mahasiswa indonesia. dimana pada saat itu ribuan mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR-MPR RI selama beberapa hari-hari guna menuntut hak-hak atas kebebasan dalam ruang lingkup kebebasan dalam menyampaikan aspirasi dan kebebasan dalam berserikat, serta menuntut agar presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai kepala Negara pada saat itu.

Akan tetapi, perjuangan dari gebrakan mahasiswa tersebut tidaklah hanya sampai disitu saja. masa reformasi yang saat ini merupakan masa dimana rakyat Indonesia diberikan kebebasan dalam menyampaikan apirasinya dan kebabasan dalam berserikat, berorganisasi sebagai warga Negara. namun, kebebasan-kebebasan tersebut saat ini seakan mengalami tekanan dari pemerintah atau oknum yang memanfaatkan situasi yang ada.

Hal ini dapat dibuktikan dengan masih adanya larangan untuk berserikat/berorganisasi bagi buruh diperusahaan yang merupakan kebijakan dari oknum pimpinan perusahaan itu sendiri atau bahkan pemerintah sama sekali.
didalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekalipun, karapkali kita menemukan pemimpin baik itu pemimpin pusat atau didaerah tidak mau sama sekali bersosialisasi dengan masyarakat yang menuntut hak mereka dalam sebuah aksi guna menyampaikan aspirasi mereka terhadap pemimpin. sehingga tidaklah heran apabila sering terjadi bentrokan dalam sebuah aksi yang berujung pada penangkapan terhadap pendemonstrasi.
sebagai pemimpin yang seyogyanya merupakan wakil rakyat, seharusnya mereka mengerti maksud kedatangan dari massa/mahasiswa karena kebebasan untuk menyampaikan aspirasi memang sudah menjadi hak dasar massa/mahasiswa.

Gebrakan dari mahasiswa yang terjadi saat ini, merupakan sebuah gerakan perubahan yang didasarkan atas hak-hak sebagai warga Negara itu sendiri. sebagai mahasiswa, pentinglah kiranya apabila saat ini kita melakukan gerakan-gerakan perubahan itu karena hanya dengan gebrakan dan gerakan tersebut, kita bisa melakukan perubahan bersama kaum buruh dan kaum tani.

Masa reformasi merupakan pemantik bagi pemuda-mahasiswa untuk melakukan gebrakan massa dan melakukan perubahan itu. masa reformasi merupakan sejarah besar dari kesuksesan pemuda-mahasiswa dalam memblejeti pemimpin Bangsa yang membelot, masa reformasi juga merupakan masa dimana pemuda-mahasiswa telah menggoreskan sejarah besar bagi kebangkitan dunia gerakan pemuda-mahasiswa Indonesia.
gerakan pemuda-mahasiswa juga pernah menggoreskan sejarah besar terkait dengan kemerdekaan yang kita nikmati saat ini. peristiwa penculikan sang Proklamator kita sekaligus mantan Presiden RI pertama Ir.Soekarno pada saat itu yang dilakukan oleh pemuda-mahasiswa di Rengasdengklok, merupakan sebuah bukti bahwa gerakan pemuda-mahasiswa sangatlah penting adanya.

Tujuan penculikan tersebut bukanlah sebagai penculikan untuk mencari keuntungan, akan tetapi penculikan yang dilakukan tersebut berujuan untuk memaksa dan membujuk Ir.Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan RI. sebagai wujud nyata dari kesuksesan dari gebrakan pemuda-mahasiswa saat itu, adalah diproklamasikannya kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir.Soekarno.
selain itu, pada tanggal 20 mei 1908 lahirlah organisasi pelajar pertama di Indonesia yang bergerak di bidang sosial. organisasi pelajar tersebut adalah Budi Utomo yang merupakan awal dari dimulainya Kebangkitan Nasional yang pada saat ini masih kita peringati tiap tahunnya.

Dari serentetan sejarah mengenai keberhasilan gebrakan pemuda-mahasiswa yang terjadi di Tanah Air baik pada masa terdahulu maupun masa sekarang ini, kita tak dapat memungkiri bahwa betapa pentingnya gebrakan yang kita lakukan sebagai pemuda-mahasiswa saat ini. karena apabila kita hanya tinggal berdiam diri saja, maka perubahan itu mustahil akan bisa terjadi sampai saat ini.
gebrakan pemuda-mahasiswa harus dikobarkan dan jangan sampai padam. gerakan pemuda-mahasiswa merupakan agen dari perubahan itu sendiri, dan hal itupun telah terbukti dengan adanya kesuksesan besar dari goresan sejarah gerakan pemuda-mahasiswa di Tanah Air.

Gerakan pemuda-mahasiswa merupakan awal dari perubahan yang terjadi dan merupakan awal dari kebangkitan Nasional serta kemerdekaan yang dapat kita nikmati sampai saat ini.

Oleh: Gerson Anderson
Mahasiswa FIP Universitas Negeri Yogyakarta
Wellcome to http://Gersoncommunity.blogspot.com